Judul : The
Alpha Girl’s Guide
Penulis :
Henry Manampiring
Penerbit :
Gagas Media
ISBN :
978-979-780-848-8
Tebal : 253
hlm.
Sesuai
dengan judulnya, buku Om Piring ini worth
it banget dijadiin panduan buat perempuan berusia sekitar 18 – 20 tahunan. Buku
ini dikemas simple namun berisi. Sang
penulis tidak hanya memberikan tips-tips menurut pandangannya sendiri. Namun,
mencari sumber-sumber dari alpha female
yang luar biasa. Di buku ini terselip juga wawancara singkat dengan alpha female favorit saya, Najwa Shihab.
Tidak semua perempuan bisa menjadi alpha dalam lingkungannya. Kalau kata Om
Piring, jika semua menjadi pemimpin siapa yang menjadi anggota.
Buku ini
tidak menjanjikan pembacanya untuk menjadi perempuan atau wanita alpha. Tapi
paling tidak, dapat menjadi cewe yang smart,
punya kualitas dan anti galau tentunya. Tips-tips yang dipaparkan mulai dari
bagaimana menjadi seorang alpha student sampai wanita alpha dalam karir dan
dunia kerja.
Dari
semuanya, yang menjadi highlight dalam catatan saya adalah bab yang berisikan soal
pernikahan. Kenapa? Karena dulu sebelum saya menikah (sekarang juga masih sih),
saya akrab sekali dengan pembahasan “pengen nikah”. Menikah adalah topik yang
tidak main-main bagi seorang wanita alpha. Alpha
female tidak asal menikah dengan alasan-alasan yang tidak pasti.
Menikahlah
pada saatnya sudah yakin dengan pasangan kita lahir batin. Menikahlah jika
sudah yakin akan menjadi satu tim yang baik seumur hidup nanti. Bukan dihantui
dengan perasaan umur, temen-temen sudah nikahlah apalagi untuk menghindari
cemoohan keluarga besar. Menikahi orang yang salah jauh lebih menderita
daripada hidup sendiri.
Pernikahan
adalah salah satu keputusan terpenting untuk alpha female. Calon suami yang tepat bisa membawa (hampir)
surga dunia, tetapi calon suami yang salah bisa membawa neraka dunia. Om Piring
berpesan, jauhi laki2 yang bersifat destruktif. Perilaku destruktif seorang
cowo dapat berlanjut menjadi gejala mental yang serius. Seperti menggunakan
narkoba, korupsi, menyiksa binatang dan punya rasa insecurity yang parah saat pasangan lebih sukses dari nya (ini sih nope banget ya, harusnya bangga dong
sama pasangan yang sukses di karirnya).
Sering juga
ada pertanyaan yang penuh harapan, "Apakah dia akan berubah setelah
menikah nanti?" Buku ini juga mengulas pertanyaan semacam itu. Om Piring
saja tidak tahu jawabnya, apalagi saya hahahahhaa...
Hanya pria
yang bersangkutan sendiri yang mengetahui perubahan sifatnya untuk ke depan.
Om Piring
hanya berpesan jangan gambling untuk hal semacam ini. Kebiasaan-kebiasaan buruk
yang destruktif itu bersifat prinsipil. Mempunyai dampak besar bagi keluarga.
Jika si cowo tidak berubah setelah menikah, maka konsekuensinya besar bahkan
nyawa bisa jadi korbannya.
Cinta saja
tidak cukup dalam pernikahan (statement
ini benar banget). Bukan harus menikahi seorang pria dari keluarga kaya raya,
tapi menikahlah dengan pria yang memiliki kapasitas mau maju dan bekerja keras
untuk menjadi cowo mapan. Cinta itu buta, tapi harus realistis juga sih (ini
statement saya, wanita yang sudsh menikah :D )
Realistis
juga dalam arti bukan mendambakan pasangan yang sempurna kayak pangeran berkuda
putih datang tiba-tiba menghampirimuuu… Intinya seorang alpha female akan
menghindari cowo yang males. Ini dapat dilihat dari masa pacaran. Apakah
lelaki tersebut pekerja keras? Bagaimana dia menggunakan kecerdasan emosinya
saat berkompetisi dalam karir? Bagaimana dia menghadapi kegagalan, apakah dia fight atau menyerah galau sampai
bertahun-tahun? Cowo yang pemalas dan main-main saat kuliah akan dihindari oleh
wanita alpha. Menurut saya ini benar, jangan takut untuk kehilangan stock cowo. Biarkanlah mereka
meningkatkan kapasitas mereka menjadi seorang lelaki seutuhnya (hahahahha…
seutuhnya aja udah bahasanya).
Terkadang ada
anggapan menjadi seorang wanita alpha sering sekali dianggap galak, ambisius,
pemberani, tegas dan blak-blakan. Walaupun tidak semua orang mempunyai presepsi
begitu. Nah, penulis juga membahas sifat-sifat yang harus dihindari wanita
alpha dalam membina hubungan.
Dalam relationship harus dapat dibedakan saat
menjadi leader dalam perusahaan
misalnya dengan menghadapi pria yang telah menjadi pacar kita. Pria mempunyai sifat yang mendasar untuk
dihormati sebagai calon kepala keluarga, dan butuh respect dari pasangannya. Seorang alpha female harus bisa menjaga kedewasaannya dengan tidak menjadi
seorang yang dominan, dan menomorsatukan ego dalam hubungan.
Baiklah,
sekian review dari saya tentang buku
yang worth to buy ini. Semoga kita
para wanita dapat terus cerdas berkarya (walaupun sudah menikah) dan menuliskan
juga meluluskan the alpha future kita
menurut goals masing-masing.
Comments
Post a Comment