Skip to main content

Resolusi 2019





Tinggal menghitung jam saja, tahun 2018 akan segera berakhir. 

Sepanjang akhir minggu Desember ini, sudah banyak blogger yang nulis di blog, web, facebook dan media sosial lainnya tentang list resolusi apa yang mau dicapai di tahun depan...

Saya iseng-iseng kemarin pengen tahu apa sih yang menjadi resolusi teman-teman di instagram saya.


Dengan aplikasi story saya mendapat jawaban-jawaban lucu yang pastinya penuh harap dari teman-teman insta saya, dapat ter wujud di 2019.




RESOLUSI menjadi REALISASI
 
Pastinya setiap akhir tahun di bulan Desember (biasanya), kita sudah daftarkan apa saja yang ingin kita wujudkan di tahun depannya. 


Hayoo.. sudah berapa nih dari daftar resolusi yang sudah kamu buat, hanya sebatas "hiasan" di daftar resolusi sajaa? Alias setiap tahun jadi resolusi tapi tak kian terwujud.

So, how to make our resolution come true?


  • Buat Resolusi yang Masuk Akal
Contoh pengen nurunin berat badan sampe 20 kg, dalam waktu 1 bulan..
Menurut saya itu ga mungkin ya, kalo ga berakhir gagal atau masuk rumah sakit..
Trus, harus bener-bener displin buat kontrol makanan yang masuk, agar resolusi ini bisa menjadi realisasi nantinya. 


  • Tuliskan Resolusi Tersebut
Entah kenapa, kalo saya pribadi walaupun smartphone aplikasi note apa saja adaa, saya masih senang menulis di post-it atau notes yang saya bawa terus, tentang resolusi saya.

Contohnya, saya ingin tahun depan bisa baca minimal 1 buku sebulan, saya tulis di notes saya, hari ini, jam segini wajib luangkan waktu buat baca.
Enggak beli buku dulu, sebelum buku-buku di rak habis dibaca plus review.


  • Konsisten
Ini paling penting sih dari semuanyaa...
Gimana kita harus bisa komit dan konsisten dengan daftar resolusi kita, agar tak hanya menjadi sebatas resolusi saja tapi menjadi realisasi. 


Misalnya, kamu ingin dapat kerjaan baru. Harus konsisten bagusin CV dan mantengin situs lowongan kerja, apply satu-satu yang sesuai dengan passion maupun CV kamu.

Contoh yang kedua, pengen bisa nabung buat liburan akhir tahun 2019. Dari awal tahun kamu uda harus nyisihin penghasilan km diawal gajian, misalnya 1 juta sebulan, akhir tahun udah bisa liburan dengan modal 12 juta..

Poin konsisten serta displin ini menjadi penting dalam usaha mewujudkan resolusi. Dari pengalaman saya dalam usaha mewujudkan resolusi, saya sering mandeg di tengah jalan, malas di tengah jalan, sehingga melupakan komit saya pada si konsisten dan displin tadi. Hayo.. harus konsisten dan displin ya (ngomong juga sama diri sendiri) 


  • Berdoa
Last but not least, berdoa ini adalah poin yang ga kalah penting. Semangat untuk mewujudkan keinginan kita juga dapat kita panjatkan dan didukung oleh doa kita kepada pemilik semesta, Tuhan YME. Dengan doa kita juga jadi lebih bersyukur dengan segala proses yang kita jalani.

Temen-temen yang pengen nikah nih di tahun 2019, ayoo berdoa, agar dilapangkan jodohnya dengan si dia. Curhat sedikit, saya juga dulu bergumul dengan doa hingga bertemu dengan suami saya sekarang.


Saya sangat percaya dengan kekuatan doa. Semangat!


Selamat Tahun Baru 2019, teman - teman. Semoga kita tetap bahagia dan terus dapat bersyukur menjalani hidup sepanjang tahun 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Irrashaimase.. Nge-Sushi di Sushi Tei Aja, Yuk!

Sumber : www.sushitei.co.id Hai readers..! Pasti udah gak asing lagi dong dengan nama restaurant Jepang, yang outletnya sudah tersebar pada  kota-kota besar di Indonesia.. Yapss… Sushi Tei.. Saya lupa sejak kapan, saya begitu doyan nge-sushi. Yang pasti sejak saya masih di kampung halaman saya di Medan, saya udah mulai rajin merayakan gajian awal bulan saya buat bertemu “sumpit” kebahagiaan saya di Sushi Tei.  Nah, kali ini, saya mau me-review menu Sushi Tei yang udah pernah saya makan, dan enaak.. Bagi saya sih, semuanya enak.. Sushi is cheaper than therapy. Saya bisa loh hanya dengan makan sushi favorit, mood saya yg lagi jelek, bisa jadi baik.. Sushi is my mood-booster 😍 Ini beberapa menu Sushi Tei kesukaan saya… Irrashaimase…! Salmon Crispy Aburi Ini salah satu sushi favorit saya. Pasti selalu saya pesan, dan untuk sushi yang ini, 1 piring pasti buat saya (mana mau bagi2 :P) Saya ga terlalu pinter untuk mendeskripsikanny

5 ALASAN NOVEL "SANG ALKEMIS" WAJIB DIBACA

Sang Alkemis The Alchemist | Sang Alkemis Penulis   : Paulo Coelho Penerbit : Gramedia Pustaka Utama ISBN       : 978-602-03-2305-3 Tebal     : 216 hlm. Buku ini telah banyak direkomendasikan teman-teman, untuk saya baca. Novel yang telah lahir di tahun 1988 (bahkan sebelum saya lahir bo!) ini banyak menuai review positif dari para pembacanya. Mungkin, saya terlambat untuk membahas novel yang sudah terkenal seantero dunia ini. Namun, tujuan saya nge-blog adalah sharing tentang apa yang saya sudah baca, dan harapan saya, semoga review saya ini dapat memberi impact positif buat teman-teman yang membaca blog saya ini.. Hehehehe…. 😊 Buku ini mengisahkan tentang proses pencarian “harta karun” oleh seorang penggembala muda. Proses yang dialami Santiago (si penggembala muda) tidaklah mudah dalam menemukan harta karun tersebut. Hingga suatu saat, dia bertemu sang alkemis (seseorang yang dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan) dengan mengikuti pertan

Review : Harry Potter and the Cursed Child

Harry Potter and the Cursed Child Finally, my new blog post on January 2019.. Lumos! Kali ini saya akan memberikan review buku yang berisikan skenario pementasan dari Harry Potter and Cursed Child, di West East London pada tahun 2016 lalu. Review saya berisikan spoiler. Jadi, sebelum kamu membaca lebih lanjut, silahkan quit my blog window kalo masih pengen baca sendiri tanpa spoiler-an. Tapi, kalo ga ada masalah, silahkan lanjut… hehehehe 😄 Kenapa saya memberikan penjelasan buku ini berisikan skenario?  Karena buku HP yang ke delapan ini berbeda dengan 7 seri HP lainnya. Pertama, alur cerita plot skenarionya beda, bukan seperti baca buku HP pendahulunya (pantas saja sebagian   potter head yang kecewa dengan buku ini). Kedua, konon katanya penulis buku ini tidak sepenuhnya JK Rowling. Rowling hanya memberikan karakter cerita miliknya, tetapi Jack Thorne yang “mengkaryakannya”.  Saya pribadi, sebenarnya tidak ingin membaca buku ini sejak English versi